KOMPAS.com/AHMAD FAISOLIlustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com--Batik dengan pewarnaan alami (natural-dyed batik) kian digemari konsumen asing karena ramah lingkungan tetapi tetap mengusung nama batik sebagai budaya Indonesia.
"Sejauh ini 60 persen pembeli di Indonesia adalah konsumen asing," kata pemilik Butik Batik Kanawida, Sancaya Rini, saat menghadiri seminar pengembangan bisnis di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, batik kreasinya adalah batik yang umumnya menggunakan canting dan lilin. Hanya saja, pewarnaannya menggunakan warna alam. Kebanyakan konsumen, kata dia, tertarik dengan produknya karena isu lingkungan, budaya dan pemberdayaan wanita.
Isu lingkungan mengenai pewarna alami menjadi perhatian para wisatawan asing. Terlebih karena batik warna alami itu diwarnai dengan bahan yang dianggap limbah. "Bahan pewarna batiknya dari limbah buah seperti kulit manggis dan rambutan serta kulit kayu mahoni, kulit kayu nangka hingga serutan gergaji," katanya.
Batik yang dikenal dunia sebagai warisan budaya Indonesia juga menjadi daya tarik konsumen asing. Selain itu, sebagian besar pembatik adalah wanita. Hal itu membuat publik asing semakin tertarik karena pemberdayaan wanita dalam produk tersebut.
Rini mengaku kreasi batik yang dimulainya sejak 2007 itu sudah dipasarkan ke luar negeri melalui pameran yang diselenggarakan di beberapa negara. "Secara ritel sudah dipasarkan ke luar (negeri) dan ikut pameran di Perancis, Jepang, Belgia dan Hong Kong," katanya.
Produk batik buatan Rini dijual dalam bentuk kain, baju, syal dan selendang. Tapi dia mengatakan kebanyakan konsumen lebih menyukai batik dalam bentuk kain atau syal.
Kisaran harga batik warna alami yang dijual di beberapa pusat perbelanjaan di Jakarta itu dipatok dengan harga kisaran Rp250 ribu hingga Rp3 jutaan.
Meski tidak menyebutkan nominal omzet penjualan, Rini mengatakan nilainya makin meningkat dari tahun ke tahun. Dia juga mengatakan tak ada musim khusus penjualan. "Tidak ada musim khusus dalam penjualan, permintaan barang ada sepanjang tahun," katanya.
Rini berharap batik kreasinya bisa semakin memasyarakat sehingga publik bisa lebih mencintai warisan budaya asli Indonesia itu. Selain itu, dia juga ingin agar masyarakat tahu letak keistimewaan batik buatannya.