Virus "Kiamat Internet" Ancam Dunia
Tim Liputan 6 SCTV
06/07/2012 15:07 | Teknologi
Liputan6.com, Boston: Sebanyak
seperempat juta pengguna komputer di seluruh dunia menghadapi risiko
kehilangan akses Internet pada Senin (9/7). Ancaman ini muncul akibat
perangkat lunak berbahaya kelompok peretas yang dilumpuhkan pemerintah
AS, November lalu.
Beberapa laporan berita dan blog heboh membicarakan risiko gangguan
tersebut, memperingatkan mengenai potensi "kegelapan" dan menggambarkan
perangkat jahat Alureon sebagai virus "Kiamat Internet".
Meskipun begitu, para ahli mengatakan hanya segelintir pengguna komputer
menghadapi risiko, dan penyedia Internet akan dihubungi agar segera
memulihkan layanan mereka.
Para ahli mengatakan mereka menganggap ancaman itu kecil dibandingkan
dengan virus lain yang lebih ganas seperti Zeus dan SpyEye --yang
menyerang jutaan komputer pribadi (PC) serta dimanfaatkan untuk
melakukan penipuan keuangan.
Hingga pekan ini, sebanyak 245.000 komputer di seluruh dunia masih
terserang virus Alureon dan "saudaranya", kata perusahaan keamanan
komputer, Deteque, sebagaimana dilaporkan
Reuters , Jumat (6/7) siang. Jumlah itu meliputi 45.355 komputer di Amerika Serikat.
Virus dirancang untuk mengalihkan arus lalu lintas Internet melalui
server DNS merah yang dikendalikan para penjahat, kata FBI. Server DNS
adalah papan-penghubung komputer yang mengarahkan lalu lintas Jejaring.
Ketika pihak berwenang mematikan server merah, seorang hakim federal di
New York memerintahkan agar server sementara tetap dioperasikan
sementara mesin korban diperbaiki. Server sementara tersebut akan
dimatikan pada pukul 12.01 Waktu Amerika Timur pada Senin. Itu berarti
PC yang terserang dan belum diperbaiki tak lagi bisa terhubung dengan
Internet.
Sebagian penyedia layanan Internet, termasuk AT&T dan Timer Warner
Cable, telah melakukan pengaturan sementara sehingga pelanggan mereka
akan dapat memperoleh akses ke Internet dengan menggunakan alamat server
DNS merah.
Informasi mengenai cara mengenali dan membersihkan virus dapat ditemukan
di jejaring yang didirikan oleh sekelompok perusahaan keamanan dan ahli
lain:
http://www.dcwg.org.
"Itu sangat mudah diperbaiki," kata Gunter Ollmann, Wakil Presiden
Penelitian bagi Perusahaan Keamanan Damballa. "Ada banyak alat yang
tersedia."
Banyak mesin yang masih terinfeksi barangkali tidak digunakan secara
aktif sebab kebanyakan korban sudah diberitahu mengenai masalah
tersebut, kata seorang ahli keamanan komputer Johannes Ullrich, yang
mengelola Internet Storm Center --yang memantau ancaman di Jejaring.
Amerika Serikat telah menuntut tujuh orang karena melakukan penipuan
Internet di seluruh dunia. Enam orang ditangkap di Estonia, sementara
orang ketujuh --yang tinggal di Rusia, masih berkeliaran.
Sejauh ini, Tallinn telah mengekstradisi dua orang ke New York --tempat
mereka dihadirkan di pengadilan federal Manhattan.(ANT/MEL)