Perhelatan akbar Olimpiade 2012 yang bertepatan dengan bulan Ramadan membuat sebagian besar atlet Indonesia yang berlaga di London memilih untuk meninggalkan ibadah tersebut. Langkah ini diambil guna mencapai tingkat kebugaran optimal.
Pebulutangkis senior Indonesia, Taufik Hidayat tidak memungkiri, sulit mencapai kebugaran idela bila harus menjalankan puasa. Karenanya, dia meminta, tidak perlu mempersoalkan jika atlet yang akan bertanding di London tidak berpuasa.
"Saya tidak munafik. Berolahraga sambil berpuasa itu sulit. Seandainya berdosa pun saya akan menanggungnya sendiri. Tuhan maha tahu," ujar peraih emas Olimpiade 2004 tersebut di upacara pengukuhan kontingen atlet Olimpiade.
"Saya ingin semuanya berjalan maksimal. Jadi, jangan sampai timbul masalah, puasa atau tidak. Ini sepenuhnya urusan atlet demi bangsa dan negara juga,” tegas pebulutangkis asal Jawa Barat tersebut.
Senada dengan Taufik, pemegang mahkota juara All-England di nomor ganda campuran, Tontowi Ahmad mengambil langkah serupa. Agar performanya tetap terjaga, dia memilih menangguhkan puasanya.
“Tidak (menjalankan ibadah puasa). Tuhan maha tahu,” ucap Owi –panggilannya.
Terkait persoalan itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng menyerahkan semua keputusan di tangan atlet. “Saya rasa, atlet dan pelatih telah memperhitungkan semuanya. Mereka pun telah mempersiapkan diri dengan matang demi Bangsa dan Negara,” Andi menandaskan.